Beberapa dokter tertarik untuk
mengukur harapan hidup seseorang tetapi belum menemukan cara yang tepat
untuk mengukurnya. Baru-baru ini sebuah penelitian yang dipublikasikan
dalam Journal of American Medical Association
edisi 5 Januari 2011 telah menemukan bahwa kecepatan berjalan dapat
menjadi prediktor yang berguna untuk mengetahui berapa lama orang dewasa
dapat bertahan hidup.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka
yang berjalan 1 meter per detik ( sekitar 2,25 mph) atau lebih cepat
secara konsisten dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan mereka
yang berjalan lebih lambat dengan asumsi memiliki jenis kelamin dan umur
yang sama. Peneliti Dr Stephanie Studenski,
seorang profesor kedokteran di University of Pittsburgh. mengatakan
kapasitas seseorang untuk bergerak sangat mencerminkan vitalitas dan
kesehatan. Namun para peneliti juga menekankan bahwa tujuan dari
penelitian ini adalah tidak untuk membuat orang berjalan lebih cepat
dengan harapan hidup lebih lama.
Studenski juga mengatakan bahwa
tubuh manusia memilih kecepatan berjalan yang terbaik untuk manusia.
Kecepatan berjalan itulah indikator kesehatan. Tetapi berjalan lebih
cepat tidak selalu berarti membuat hidup manusia lebih lama karena
masih banyak masalah kesehatan yang mendasarinya.
Para peneliti bisa memprediksi
sekelompok orang dengan tingkat kelangsungan hidup selama 10-tahun
berdasarkan seberapa cepat mereka berjalan sepanjang 4 meter.
Kecepatan berjalan bagi mereka dengan harapan hidup rata-rata sekitar
0,8 meter per detik (sekitar 1,8 mph) untuk semua kelompok usia dan
kedua jenis kelamin. Penelitian menunjukkan bahwa kecepatan berjalan
menjadi prediktor yang lebih akurat dalam mengukur harapan hidup
dibandingkan dengan usia atau jenis kelamin. Hasilnya akurat terutama
bagi mereka yang berumur lebih dari 75 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa bagi orang tua, kecepatan berjalan bisa menjadi semacam “tanda
vital” seperti tekanan darah dan denyut jantung. Kecepatan berjalan
dapat memberikan sekilas tentang status kesehatan dan penuaan yang
sederhana.
Hasil temuan tersebut berdasarkan pada
analisis dari sembilan studi sebelumnya yang menguji kecepatan
berjalan, jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, riwayat kesehatan
dan tingkat kelangsungan hidup terhadap hampir 34.500 orang.
Studenski mengatakan bahwa cara
berjalan dan seberapa cepat kita bisa berjalan tergantung pada energi,
kemampuan mengontrol gerakan dan koordinasi yang pada gilirannya
memerlukan berfungsinya beberapa sistem tubuh termasuk sistem
kardiovaskuler, saraf dan muskuloskeletal.
Dr Matteo Cesari,
yang menulis tajuk rencana bersama temuan baru ini, tapi tidak
terlibat dalam penelitian mengatakan bahwa di masa lalu kita hanya
tahu bahwa berjalan lebih cepat lebih baik. Studi ini memberikan dasar
numerik untuk memperkirakan kelangsungan hidup terhadap orang tua yang
diukur dari setiap kecepatan berjalan.
Studenski mengatakan temuan ini akan
memiliki berbagai aplikasi praktis. Ini adalah cara yang cepat dan murah
untuk mengukur kesehatan orang tua. Demikian pula, dokter dapat
memonitor dan memperbaiki kualitas hidup pasien berdasarkan data ini.
Pada gilirannya kecepatan berjalan dan mobilitas akan menjadi cara
yang berguna untuk mengukur apakah seseorang masih mempertahankan gaya
hidup yang sehat, aktif dan mandiri.
Komentar
Posting Komentar